METODE DAN TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Arti komunikasi
Ø Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara
manusia baik indifidu maupun kelompok. ( Widjaja 1986 )
Ø Dalam proses komunikasi tersebut diusahakan tukar menukar pendapat,
penyampaian pesan informasi, serta perubahan sikap serta perilaku. Pada
hakekatnya setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur tersebut yaitu sumber
pesan, saluran, dan penerimaan disamping masih ada pula unsur pengruh (effeck)
dan umpan balik (feed back). Bagaimanapun juga setiap komunikasi yang dilakukan
senantiasa menambah efek yang positif
atau efektifitas komunikasi.
Ø Komunikasi yang tidak menginginkan efektifitas,
sesungguhnya adalah komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi
adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima (komunikan atau khalayak),
sebagai akibat pesan yang diterima baik langsung maupun tidak langsung, maka
komunikasi tersebut sikatakan efektif. (Anwar Arifin ; 1984)
A.
Metode komunikasi
dalam hal
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan banyak cara yang digunakan,
hal ini tergantung pada macam-macam tingkat pengetahuan, pendidikan, sosial
budaya dan latar belakang dari komonikan sehingga komunikator harus dapat
melihat metode atau cara apa yang akan dipakai supaya pesan sampai pada sasaran
:
1.
Komunikasi satu arah
Komunikator mengirimkan pesan langsung pada komunikan
sehingga timbul komunikasi satu arah
2.
komunikasi dua tahap
Komunikator dalam menyampaikan pesannya tidak langsung
pada komunikan, tetapi melalui orang-orang tertentu dan kemudian mereka inilah
yang meneruskan pada komunikan.
3. Komunikasi
banyak tahap
Dalam penyampaian pesan, komunikator menggunakan cara-cara lain, tidak selalu menggunakan komunikasi satu atau dua arah, tapi menggunakan cara lain yaitu dengan melalui berbagai tahap.
Dalam penyampaian pesan, komunikator menggunakan cara-cara lain, tidak selalu menggunakan komunikasi satu atau dua arah, tapi menggunakan cara lain yaitu dengan melalui berbagai tahap.
B.
Teknik Komunikasi
Agar proses komunikasi dapat mencapai sasarannya, maka
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.
Perlu
adanya ide yang jelas sebelum berkomunikasi
2.
Periksa
tujuan komunikasi
3.
Periksa
lingkungan fisik dan manusia sebelum berkomunikasi
4.
Dalam
berkomunikasi perhatikan isi dan nada suara
5.
Dalam
merencanakan komunikasi, berkonsultasilah pada pihak lain agar memperoleh
dukungan
6.
Komunikasikanlah
hal-hal yang berharga saja
7.
Komunikasi
yang efektif perlu tindak lanjut
8.
Komunikasikan
pesan-pesan secara singkat
9.
Tindakan
komunikator harus sesuai dengan yang dikomunikasikan
10. Jadilah
pendengar yang baik
C.
Komunikator Dan Komunikan Yang Baik
1.
Komunikator yang baik
Jika individu akan
menyampaikan suatu pesan,informasi atau gagasan kepada individu lain secara
baik, maka diperlukan suatu niatan dan mutifasi yang baik pula. Adapun
persaratan yang harus dipenuhi adalah :
a.
Adanya kesiapan , artinya pesan atau
informasi, cara penyampaian, waktu penyampaian dan salurannya harus
dipersiapkan terlebihdahulu secara matang
b. Kesungguhan, artinya apapun wujud dari pesan atau informasi tersebut
harus tetap disampaikan secara sungguh-sungguh atau serius, hal ini dapat
dilihat dan dirasakan oleh komunikan dari bahasa verbal maupun Non-Verbal
c.
Ketulusan, artinya sebelum individu memberikan informasi atau pesan
kepada individu lain, pemberi informasi harus merasa yakin bahwa yang akan
disampaikan itu merupakan sesuatu yang baik yang memang perlu dan berguna bagi individu
tersebut
d. Kepercayaan diri, artinya jika individu mempunyai rasa percaya diri maka
hal ini akan sangat berpengruh pada cara penyampaiannya dan bagi penerimanya
e.
Ketenangan, artinya sebaik apapun atau sejelek apapun yang akan
disampaikan, individu harus bersikap tenang, tidak emosi ataupun memancing
emosi penerima, karena dengan adanya ketenangan maka informasi akan lebih
jelas, baik dan lancar
f.
Keramahan, artinya keramahan ini merupakan kunci sukses dari
gegiatan komunikasi, karena dengan keramahan yang tulus tanpa dibuat-buat akan
menimbulkan perasaan tenang, senang dan aman bagi penerima
g.
Kesederhanaan, artinya dalam penyampaian informasi, sebaiknya dibuat
sederhana baik bahasa, pengungkapan, dan penyampaiannya. Meskipin infirmasi itu
panjang dan rumit akantetapi bila diberikan secara sederhana, berurutan dan lengkap
maka memberikan kejelasan dan kefahaman
2. Komunikan yang baik
Pada suatu ketika individu bisa menjadi komunikan atau
yang menerima pesan dan informasi, oleh karena itu perlu diperhatikan hal
berikut :
a.
Dapat
menerima masukan dari individu lain, artinya setiap masukan yang diberikan
individu lain harus dapat diterima secara terbuka dan tenang. Meskipun
kadangkala masukan tersebut sangat menyakitkan atau kurang enak, namun masukan
tersebur harus dapat diterima
b.
Mampu memahami secara baik pesan-pesan atau
masukan yang diberikan
c.
Mampu menyeleksi atau memilih pesan atau
informasi yang akan memberikan manfaat maupun kegunaan
d.
Mampu menggabungkan informasi atau pesan yang
diberikan dengan pengetahuan, kemampuan dan pendapat pribadi
e.
Mampu
menyampaikan kembali pesan-pesan yang masuk, setelah diolah, kemudian
disampaikan kembali kepada individu / komunikan
D.
MEMBUAT SESUATU MUDAH DIINGAT
Semua hal-hal yang berhubungan dengan memori ingatan
yaitu jenis ingatan akan tersimpan tanpa anda berupaya untuk mengingatnya.
Kesamaan lainya, kesemuanya berfungsi serta membuat persepsi dengan melibatkan
sisi kiri dan sisi kanan dari otak. Sisi kiri adalah bagian dari logika,
analisis dan pengolah kata yang baik, sedangkan sisi kanan lebih banyak terkait
dengan kreatifitas dan fantasi, bahkan mungkin juga pemikiran lateral, sisi ini
berurusan dengan gambar. Kedua sisi cenderung “Bertarung” sisi kiri bersifat “kritis” dan “bimbang”
sisi kanan bersifat spontan dan naluriah. Selain itu sisi kiri pada dasarnya
bertanggung jawab untuk berfikir, sedangkan sisi kanan mengendalikan hal-hal
yang sedang dikerjakan oleh tubuh.
1. Teori otak kanan / otak kiri
Ini termasuk bidang psikologi yang sudah mapan dan serius
dengan banyak aplikasi yang menarik untuk managemen. Hal itu didasarkan pada
fakta bahwa pembagian antara sisi kiri dan sisi kanan merupakan “masalah” bagi
otak manusia.
2. Konflik
Konflik mempunyai aplikasi yang menarik bagi mereka yang
ingin berkomunikasi dengan baik pada umumnya orang mempunyai prasangka terhadap
sisi otak atau sisi lainya. Ini berarti bila anda memberikan terlalu banyak
fakta dan logika bagi pendengan yang menggunakan otak kanan, anda berresiko
tidak diperhatikan. Sebab otak kanan akan “mengambil alih” dan menuntut
“kesenangan” sebaliknya pun demikian.
3. Memanfaatkan kedua sisi otak
Contoh berikut ini adalah merupakan cara untuk
menciptakan pengaruh yang kuat dengan melibatkan kedua sisi otak pendengar kita
;
a.
Adakan pendekatan gabungan ; Jangan menganggap pendengar anda sebagai radio yang
distel pada satu gelombang.
b.
Bukan saja fakta, melainkan juga fantasi ; Memberikan anekdot pada pendengar untuk menjelaskan
fakta.
c.
Bukansaja kata-kata, melainkan juga gambar; berikan pada pendengar metafora ( gambaran secara Verbal
)
d.
Bukan hanya pemikiran yang tersruktur rapih,
melainkan juga sedikit hal yang takmasuk akal; usahakan untuk membuat jingle (bunyi, sajak) yang
takmasuk akal untuk membungkus suaru gagasan yang rumit.
E.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Supaya komunikasi baik verbal atau pun Non-verbal yang
diberikan dapat memberikan penyembuhan, rasa tentram dan bermakna maka perlu
diperhatikan beberapa hal berikut ini ;
1.
Hadir dalam percakapan ; artinya dalam proses percakapan komunikator / perawat
harus melibatkan aspek fisik, mental dan intelektual seperti menghadapkan wajah
pada lawan bicara (pasien); Sikap tubuh yang terbuka, tubuh condong kedepan,
ada kontak mata yang terkesan lembut dan hangat serta sikap yang releks/tidak
kaku. Hal ini memberikan kesan bahwa komunikator/perawat mau mendengarkan, mau
menerima dan mengerti.
2.
Mendengarkan secara aktif ; artinya komunikasi tidak hanya verbal tetapi juga
Non-verbal, tidak hanya yang tersurat tetapi juga yang tersirat, sehingga
komunikator/ perawat mampu memberikan respon pada komunikan/ pasien secara
tepat.
3.
Adanya
empati; Artinya
komunikator/perawat seolah-olah mampu merasakan dan memahami keadaan emosi
orang lain dan mampu menempatkan dirinya pada internal frame of reference
komunikan/pasien tanpa kehilangan objektivitasnya.
No comments:
Post a Comment