Saturday 13 August 2016

METODE DAN TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK



METODE DAN TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Arti komunikasi
Ø Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik indifidu maupun kelompok. ( Widjaja 1986 )
Ø Dalam proses komunikasi tersebut  diusahakan tukar menukar pendapat, penyampaian pesan informasi, serta perubahan sikap serta perilaku. Pada hakekatnya setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur tersebut yaitu sumber pesan, saluran, dan penerimaan disamping masih ada pula unsur pengruh (effeck) dan umpan balik (feed back). Bagaimanapun juga setiap komunikasi yang dilakukan senantiasa menambah efek  yang positif atau efektifitas komunikasi.
Ø Komunikasi yang tidak menginginkan efektifitas, sesungguhnya adalah komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima (komunikan atau khalayak), sebagai akibat pesan yang diterima baik langsung maupun tidak langsung, maka komunikasi tersebut sikatakan efektif. (Anwar Arifin ; 1984)

A.     Metode komunikasi
    dalam hal penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan banyak cara yang digunakan, hal ini tergantung pada macam-macam tingkat pengetahuan, pendidikan, sosial budaya dan latar belakang dari komonikan sehingga komunikator harus dapat melihat metode atau cara apa yang akan dipakai supaya pesan sampai pada sasaran :



1.     Komunikasi satu arah
Komunikator mengirimkan pesan langsung pada komunikan sehingga timbul komunikasi satu arah

2.     komunikasi dua tahap
Komunikator dalam menyampaikan pesannya tidak langsung pada komunikan, tetapi melalui orang-orang tertentu dan kemudian mereka inilah yang meneruskan pada komunikan.

3.     Komunikasi banyak tahap
Dalam penyampaian pesan, komunikator menggunakan cara-cara lain, tidak selalu menggunakan komunikasi satu atau dua arah, tapi menggunakan cara lain yaitu dengan melalui berbagai tahap.

B.     Teknik Komunikasi
Agar proses komunikasi dapat mencapai sasarannya, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.     Perlu adanya ide yang jelas sebelum berkomunikasi
2.     Periksa tujuan komunikasi
3.     Periksa lingkungan fisik dan manusia sebelum berkomunikasi
4.     Dalam berkomunikasi perhatikan isi dan nada suara
5.     Dalam merencanakan komunikasi, berkonsultasilah pada pihak lain agar memperoleh dukungan
6.     Komunikasikanlah hal-hal yang berharga saja
7.     Komunikasi yang efektif perlu tindak lanjut
8.     Komunikasikan pesan-pesan secara singkat
9.     Tindakan komunikator harus sesuai dengan yang dikomunikasikan 
10. Jadilah pendengar yang baik

C.     Komunikator Dan Komunikan Yang Baik
          1.   Komunikator yang baik
Jika individu akan menyampaikan suatu pesan,informasi atau gagasan kepada individu lain secara baik, maka diperlukan suatu niatan dan mutifasi yang baik pula. Adapun persaratan yang harus dipenuhi adalah :
a.        Adanya kesiapan ,  artinya pesan atau informasi, cara penyampaian, waktu penyampaian dan salurannya harus dipersiapkan terlebihdahulu secara matang
b.        Kesungguhan, artinya apapun wujud dari pesan atau informasi tersebut harus tetap disampaikan secara sungguh-sungguh atau serius, hal ini dapat dilihat dan dirasakan oleh komunikan dari bahasa verbal maupun Non-Verbal
c.         Ketulusan, artinya sebelum individu memberikan informasi atau pesan kepada individu lain, pemberi informasi harus merasa yakin bahwa yang akan disampaikan itu merupakan sesuatu yang baik yang memang perlu dan berguna bagi individu tersebut
d.       Kepercayaan diri, artinya jika individu mempunyai rasa percaya diri maka hal ini akan sangat berpengruh pada cara penyampaiannya dan bagi penerimanya
e.         Ketenangan, artinya sebaik apapun atau sejelek apapun yang akan disampaikan, individu harus bersikap tenang, tidak emosi ataupun memancing emosi penerima, karena dengan adanya ketenangan maka informasi akan lebih jelas, baik dan lancar
f.          Keramahan, artinya keramahan ini merupakan kunci sukses dari gegiatan komunikasi, karena dengan keramahan yang tulus tanpa dibuat-buat akan menimbulkan perasaan tenang, senang dan aman bagi penerima
g.        Kesederhanaan, artinya dalam penyampaian informasi, sebaiknya dibuat sederhana baik bahasa, pengungkapan, dan penyampaiannya. Meskipin infirmasi itu panjang dan rumit akantetapi bila diberikan secara sederhana, berurutan dan lengkap maka memberikan kejelasan dan kefahaman

2.   Komunikan yang baik
Pada suatu ketika individu bisa menjadi komunikan atau yang menerima pesan dan informasi, oleh karena itu perlu diperhatikan hal berikut :
a.        Dapat menerima masukan dari individu lain, artinya setiap masukan yang diberikan individu lain harus dapat diterima secara terbuka dan tenang. Meskipun kadangkala masukan tersebut sangat menyakitkan atau kurang enak, namun masukan tersebur harus dapat diterima
b.        Mampu memahami secara baik pesan-pesan atau masukan yang diberikan
c.         Mampu menyeleksi atau memilih pesan atau informasi yang akan memberikan manfaat maupun kegunaan
d.        Mampu menggabungkan informasi atau pesan yang diberikan dengan pengetahuan, kemampuan dan pendapat pribadi
e.        Mampu menyampaikan kembali pesan-pesan yang masuk, setelah diolah, kemudian disampaikan kembali kepada individu / komunikan

D.     MEMBUAT SESUATU MUDAH DIINGAT
Semua hal-hal yang berhubungan dengan memori ingatan yaitu jenis ingatan akan tersimpan tanpa anda berupaya untuk mengingatnya. Kesamaan lainya, kesemuanya berfungsi serta membuat persepsi dengan melibatkan sisi kiri dan sisi kanan dari otak. Sisi kiri adalah bagian dari logika, analisis dan pengolah kata yang baik, sedangkan sisi kanan lebih banyak terkait dengan kreatifitas dan fantasi, bahkan mungkin juga pemikiran lateral, sisi ini berurusan dengan gambar. Kedua sisi cenderung “Bertarung” sisi kiri bersifat “kritis” dan “bimbang” sisi kanan bersifat spontan dan naluriah. Selain itu sisi kiri pada dasarnya bertanggung jawab untuk berfikir, sedangkan sisi kanan mengendalikan hal-hal yang sedang dikerjakan oleh tubuh.
1.     Teori otak kanan / otak kiri
Ini termasuk bidang psikologi yang sudah mapan dan serius dengan banyak aplikasi yang menarik untuk managemen. Hal itu didasarkan pada fakta bahwa pembagian antara sisi kiri dan sisi kanan merupakan “masalah” bagi otak manusia.
2.     Konflik
Konflik mempunyai aplikasi yang menarik bagi mereka yang ingin berkomunikasi dengan baik pada umumnya orang mempunyai prasangka terhadap sisi otak atau sisi lainya. Ini berarti bila anda memberikan terlalu banyak fakta dan logika bagi pendengan yang menggunakan otak kanan, anda berresiko tidak diperhatikan. Sebab otak kanan akan “mengambil alih” dan menuntut “kesenangan” sebaliknya pun demikian.
3.     Memanfaatkan kedua sisi otak
Contoh berikut ini adalah merupakan cara untuk menciptakan pengaruh yang kuat dengan melibatkan kedua sisi otak pendengar kita ;
a.        Adakan pendekatan gabungan ; Jangan menganggap pendengar anda sebagai radio yang distel pada satu gelombang.
b.       Bukan saja fakta, melainkan juga fantasi ; Memberikan anekdot pada pendengar untuk menjelaskan fakta.
c.        Bukansaja kata-kata, melainkan juga gambar; berikan pada pendengar metafora ( gambaran secara Verbal )
d.       Bukan hanya pemikiran yang tersruktur rapih, melainkan juga sedikit hal yang takmasuk akal; usahakan untuk membuat jingle (bunyi, sajak) yang takmasuk akal untuk membungkus suaru gagasan yang rumit.

E.     KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Supaya komunikasi baik verbal atau pun Non-verbal yang diberikan dapat memberikan penyembuhan, rasa tentram dan bermakna maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini ;
1.           Hadir dalam percakapan ; artinya dalam proses percakapan komunikator / perawat harus melibatkan aspek fisik, mental dan intelektual seperti menghadapkan wajah pada lawan bicara (pasien); Sikap tubuh yang terbuka, tubuh condong kedepan, ada kontak mata yang terkesan lembut dan hangat serta sikap yang releks/tidak kaku. Hal ini memberikan kesan bahwa komunikator/perawat mau mendengarkan, mau menerima dan mengerti.
2.           Mendengarkan secara aktif ; artinya komunikasi tidak hanya verbal tetapi juga Non-verbal, tidak hanya yang tersurat tetapi juga yang tersirat, sehingga komunikator/ perawat mampu memberikan respon pada komunikan/ pasien secara tepat.
3.            Adanya empati; Artinya komunikator/perawat seolah-olah mampu merasakan dan memahami keadaan emosi orang lain dan mampu menempatkan dirinya pada internal frame of reference komunikan/pasien tanpa kehilangan objektivitasnya.

No comments:

Post a Comment