Tuesday 11 October 2016

KONSEP TUMBUH KEMBANG sesi 2



KONSEP TUMBUH KEMBANG
Teori perkembangan Kognitif Piaget (1952)

A.       fase sensorimotor (lahir – 2 tahun)
  1. tahap 1 : Penggunaan aktivitas refleks (lahir – 1bulan)
  2. tahap 2 : reaksi sirkular primer (1-4 bulan)
  3. tahap 3 : reaksi sirkular sekunder (4-8 bulan)
  4. tahap 4 : koordinasi dari skema sekunder (8-12 bulan)
  5. tahap 5 : reaksi sirkular tersier (12-18 bulan)
6.      tahap 6 : intervensi dari arti baru (18-24 bulan)

B.       fase preoperasional (2-7 tahun)
  1. simbol seperti kata untuk mewakili manusia, benda dan tempat.
  2. kemampuan berfokus hanya pada satu aspek pada satu waktu, dan pemikiran sering terlihat tidak logis
  3. mobil menabrak anjing karena anak laki-laki marah pada anjing tersebut
a.       tahap pre konseptual (2-4 tahun)
sangat egosentris, “saya”, Perkembangan bahasa, kata-kata dengan objek
b.      tahap intuituf (4-7 tahun)
Egosentris anak mulai berkurang, Klasifikasi sesuatu dengan satu atribut biasanya warna atau bentuk
C.       fase konkret operasional (7-11 tahun)
  1. memecahkan masalah konkret
  2. mulai mengerti tentang suatu hubungan misalnya ukuran, mengerti kanan dan kiri
  3. Anak dapat membuat alasan mengenai apa itu, tapi tidak dapat membuat hipotesa mengenai apa kemungkinannya dan dengan demikian tidak dapat berpikir mengenai masalah ke depan
D.      Fase formal operasional (11-15 tahun)
  1. pemikiran rasional, bersifat keakanan
  2. kemampuan untuk berperilaku yang abstrak, dan muncul pemikiran ilmiah
  3. menyadari masalah moral dan politik dari berbagai pandangan yang ada
Teori Perkembangan Psikososial
(Erik H Erickson
)

A.       Trust vs mistrust -- bayi (lahir – 12 bulan)
1.    Indikator positif : belajar percaya pada orang lain
2.    Indikator negatif : tidak percaya, menarik diri dari lingkungan masyarakat, pengasingan.
3.    Pemenuhan kepuasan untuk makan dan mengisap, rasa hangat dan nyaman, cinta dan rasa aman ----  menghasilkan kepercayaan.
4.    Pada saat kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekuat --- bayi menjadi curiga, penuh rasa takut, dan tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku makan, tidur dan eliminasi yang buruk.
B.       Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs shame & doubt) -- todler (1-3 tahun)
1.    Indikator positif : kontrol diri tanpa kehilangan harga diri
2.    Indikator negatif : terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah
3.    Anak mulai mengembangkan kemandirian membuka dan memakai baju, berjalan, mengambil, makan sendiri, dan ke toilet. Mulai terbentuk kontrol diri.
4.    Jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang tua, mungkin anak memiliki kepribadian yang ragu-ragu
5.    jika anak dibuat merasa buruk pada saat melakukan kegagalan, anak akan menjadi pemalu.
C.       Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah ( 3-6 tahun)
1.    Indikator positif : mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan (perilaku) diri sendiri.
2.    Indikator negatif : kurang percaya diri, pesimis, takut salah. Pembatasan dan kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi
3.    Inisiatif, mencoba hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif ,perkembangan perasaan bersalah dan identifikasi dengan orang tua yang berjenis kelamin sama.
4.    Pembatasan --- mencegah anak dari perkembangan inisiatif.
5.    Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang berlawanan dengan orang tua.
6.    Anak perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak hak-hak orang lain.
D.      Industri vs inferior (industry vs inferiority) -- usia sekolah (6-12 tahun)
1.    Indikator positif : mulai kreatif, berkembang, manipulasi. Membangun rasa bersaing dan ketekunan.
2.    Indikator negatif : hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.
3.    Anak mendapatkan pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan dan produksi benda-benda serta mengembangkan harga diri melalui pencapaian
4.    Anak dipengaruhi oleh guru dan sekolah.
5.    Perasaan inferior --- terjadi pada saat orang dewasa memandang usaha anak untuk belajar bagaimana sesuatu bekerja melalui menipulasi adalah sesuatu yang bodoh atau merupakan masalah.
6.    Perasaaan inferior --- ketidaksuksesan di sekolah, ketidaksuksesan dalam perkembangan ketrampilan fisik dan mencari teman.
E.       Identitas vs bingung peran (identity vs role confusion) -- remaja (12 - 18 tahun)
1.    Indikator positif : menghubungkan sesuatu dengan perasaan diri, merencanakan aktualisasi diri
2.    Indikator negatif : kebingungan, ragu-ragu, dan tidak mampu menemukan identitas diri
3.    Individu mengembangkan penyatuan rasa “ diri sendiri”.
4.    Teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku.
5.    Kegagalan untuk mengembangkan rasa identitas  --- kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan tidak adekuat, isolasi dan keragu-raguan.
F.       Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation) – dewasa muda (18-25 sampai 45 tahun)
1.    indikator positif : berhubungan intim dengan orang lain. Mempunyai komitmen dalam bekerja dan berhubungan dengan orang lain.
2.    Indikator negatif : menghindari suatu hubungan, komitmen gaya hidup atau karir
3.    Individu mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan orang lain, yang mungkin termasuk pasangan seksual.
4.    Ketidakpastian individu mengenai diri sendiri akan mempunyai kesulitan mengembangkan keintiman.
5.    Seseorang tidak bersedia atau tidak mampu berbagi mengenai diri sendiri, akan merasa sendiri.

G.      Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diri – dewasa tengah (45 – 65 tahun)
1.    indikator positif : kreatifitas, produktivitas dan perhatian dengan orang lain
2.    indikator negatif : perhatian terhadap diri sendiri, kurang merasa nyaman
3.    Orang dewasa --- bimbingan untuk generasi selanjutnya, mengekspresikan kepedulian pada dunia di masa yang akan datang
4.    Absorpsi diri orang dewasa akan direnungkan dengan kesejahteraan pribadi dan peningkatan materi
5.    Perenungan diri sendiri mengarah pada stagnasi kehidupan.
H.      Integritas ego vs putus asa -- dewasa akhir (65 tahun keatas)
1.    indikator positif : penerimaan kehidupan pribadi sebagai sesuatu yang berharga dan unik. Siap menerima kematian
2.    indikator negatif : perasaan kehilangan, jijik terhadap orang lain.
3.    Masa lansia dapat melihat ke belakang dengan rasa puas dan penerimaan hidup dan kematian
4.    Resolusi (pencapaian) yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus asa karena individu melihat kehidupan sebagai bagian dari ketidakberuntungan, kekecewaan dan kegagalan.

No comments:

Post a Comment