Monday 12 December 2016

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SPO) TATALAKSANA PENERIMAAN RESEP RAWAT INAP




LOGO

TATALAKSANA PENERIMAAN RESEP
RAWAT INAP


No. Dokumen:
…../……./RS…../TH

No. Revisi: 00


Halaman:  1




Tanggal terbit
…………………………….


Ditetapkan Oleh:



…………………………..
Direktur

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
APOTEK

Pengertian
Adalah prosedur yang dilaksanakan oleh personil unit apotek dalam penyediaan obat pasien rawatan inap

Tujuan
Untuk mendukung tercapainya kualitas pelayanan dalam therapy pada pasien yang maksimal

Kebijakan
Menentukan alur dan tata langkah dalam penyediaan obat pasien rawat inap

Prosedur

1.      Periksa kelengkapan resep terutama penjaminan  pasien :
a.   Jika bpjs maka berikan obat-obatan generik /obat yang sdh ditetapkan sebagai obat bpjs.
b.   Jika jaminan nayaka & cahaya medika lihat data obat yg di cover nayaka, jika tidak di cover harus konfirmasi terlebih dahulu ke pasien.
c.    Jika asuransi lain (kec nayaka/cahaya medika) maka berikan obat-obatan sesuai dengan plafon pasien tersebut.
d.   Jika pasien umum diberikan obat sesuai peresepan dokter, dan bila harga obat tinggi sebelumnya di konfirmasi dahulu ke pasien total harga obatnya, jika terlalu mahal maka berikan yang generiknya/sesuai permintaan pasien
2.      Siapkan obat sesuai resep dokter, apabila ada obat yang tidak ada di farmasi maka konfirmasi dahulu ke dokter penulis resep.
3.      Apabila  ada resep  racikan menggunakan alat racik,setelah dipakai harus langsung dibersihkan dan dikeringkan .
4.      Siapkan etiket sesuai dengan resep dokter.
5.      Periksa kembali resep yang telah dikerjakan, oleh petugas apotek yang lain (jangan di periksa sendiri oleh aa yang mengerjakan).
6.      Input resep yang telah dikerjakan sesuai dengan obat yang diberikan.
7.      Serahkan obat ke perawat ruangan pemberi resep, periksa kembali dengan perawat yang mengambil obat, dan minta tanda tangan perawatnya.

LOGO

TATALAKSANA PENERIMAAN RESEP
RAWAT INAP


No. Dokumen:
…../……./RS…../TH

No. Revisi: 00


Hal
…/…

Prosedur

8.         Jika perawat/ petugas apotek tidak mau memeriksa, maka wajib membuat  pernyataan dan di tanda tangani.
9.      Jika ada kesalahan langsung di perbaiki permasalahanya.
10.  Mohon kerjasamanya dari tiap-tiap unit yang bersangkutan dengan unit

Unit terkait
1.      Dokter UGD
2.      Dokter ruangan
3.      Perawat UGD
4.      Perawat ruangan
5.      Petugas kasir

MANAGEMEN KONFLIK BAGI PENGELOLA KEPERAWATAN



MANAGEMEN  KONFLIK 
BAGI  PENGELOLA  KEPERAWATAN


 
PENDAHULUAN:

HAM


 


PERBEDAAN PANDANGAN/IDE


 


KONFLIK


 


HAMBATAN  KERJA


 


PENURUNAN  PRODUKTIFITAS

~

·         MEMFASILITASI  LINGKUNGAN  KONDUSIF
·         ADIL DAN BIJAKSANA



PENGERTIAN  KONFLIK                                                                                                                                              

·         PERBEDAAN PANDANGAN
·         PERISTIWA  MENAKUTKAN
·         HARUS DIHINDARI                


 



PERISTIWA ALAMIAH


PENYEBAB KONFLIK:

1.            TAK TERPENUHI  KDM                                                                               
2.            TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM  PEL. KEPERAWATAN.
3.            PERSEPSI  TAK   SAMA
4.            PERAN  TIDAK SESUAI/TIDAK JELAS


KONFLIK DAPAT   ( + ),  JIKA  :                                                                                               
·         TAK DIABAIKAN
·         BERPERAN/FUNGSI   UNTUK  PERUBAHAN-PERUBAHAN.
·         PROSES PENYELESAIANYA  TEPAT. 


KONFLIK  DAPAT ( -),  JIKA  :                                                                                            

·         MENGGANGGU :
               *  ENERGI
               *  SUMBER-SUMBER
               * WAKTU      
·         TIDAK DIKONTROL
·         PROSES PENYELESAIANYA KURANG  TEPAT


DAMPAK TERJADINYA  KONFLIK :

Negatif   (-) :  *   MENIMBULKAN PERILAKU  KONFLIK   
                       *   MENOLAK KERJASAMA
                       *   KOMPETISI TAK SEHAT                              ↓ PRODUKTIFITAS        
                       *   MENGUASAI/MENDOMINASI                                KERJA
                       *   MERUSAK   KESATUAN

Positif (+)  :   *   MENINGKATKAN   MOTIVASI


PERKEMBANGAN KONFLIK :

I.  TAHAP   AWAL
·         RASA CURIGA/RASA BERSALAH
·         BELUM JELAS TANDA  PERUBAHAN
II.  TAHAP   KEDUA                       : *  MENAMPAKAN RASA  BERMUSUHAN.
III. TAHAP  KETIGA           : *  MENARIK   DIRI
                                                  * MENGHIDARI   PENYELESAIAN.
IV. TAHAP AKHIR              : * RASA BERMUSUHAN YANG  DALAM.


TYPE   KONFLIK :

1.  KONFLIK  LANGSUNG   :  Perbedaan  pandangan interpersonal
2.  KONFLIK TAK LANGSUNG : Perbedaan pandangan individu dgn organisasi..






PROSES PENYELESAIAN KONFLIK  :

ANALISA SITUASI  KONFLIK:
·         PERMASALAHAN
·         SUMBER/PENYEBAB KONFLIK   
·         PERSONAL YANG  TERLIBAT
·         TAHAP KONFLIK
·         TYPE KONFLIK

KLARIFIKASI DAN VALIDASI

PERSAMAAN  PANDANGAN
                 
PENYELESAIAN    KONFLIK

MENCARI     METODE  PENYELESAIAN   KONFLIK       :
1.            MENGHINDARI
2.            MEMAKSA
3.            BERPIHAK
4.            KOLABORASI                                
5.            KOMPROMI.

KARAKTERISTIK INDIVIDU YANG EFEKTIF DALAM  PENYELESAIAN KONFLIK :
1.            MEMANDANG KONFLIK SEBAGAI   PROSES ALAMIAH
2.            PERCAYA ORANG LAIN DAN TERBUKA
3.            MELIBATKAN SEMUA PIHAK YANG TERKAIT DALAM PENYELESAIAN KONFLIK
4.            TAK MENGORBANKAN SALAH SATU PIHAK         


K  E  S  I  M P  U  L   A  N  :
PERBEDAAN                  :
1.      MINAT
2.      MOTIVASI
3.      KEMAMPUAN
4.      PERILAKU

SITUASI KERJA TERTENTU
                       
PERBEDAAN IDE/PANDANGAN
                         
              K O N F L I K
                        ~ 
·         KESADARAN   DIRI
·         SENSITIFITAS
·         KOOPERATIF    
·         ASERTIF.
KONSEP  PENGEMBANGAN  STAF  KEPERAWATAN


PENDAHULUAN


↑ IPTEK
KEBUTUHAN    MASYARAKAT
PENINGKATAN KWALITAS SDM
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
SIKAP


FORMAL                           INFORMAL








 


↑ PRODUKTIFITAS
~
PERATURAN AKREDITASI


PENGERTIAN

·         Pengembangan staf meliputi semua kegiatan belajar baik formal maupun  informalyang berkontribusi terhadap pertumbuhan individu dan sikap professional. (BURBESS , 1988)

·         Pengembangan staf keperawatan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap tenaga keperawatan. (GILLIES, 1982)
                                                             
                                                                   
AKTIFITAS  PENGEMBANGAN  STAF














INDUCTION  ORIENTATION   INSERVICE     CONTINUING   MANAG.ORGANISASI
TRAINING                                         Education      Education       Training  Develop


INDUCTION TRAINING

Adalah indoktrinasi singkat yang terstandar tentang filosofi,terutama program-program, peraturan-peraturan organisasi yang diberikan pada semua staf selama permulaan dua atau tiga hari untuk menjelaskannya.


ORIENTATION

Adalah training individu yang ditujukan pada staf yang baru masuk, memperkenalkan tentang pekerjaanya, tanggung jawabnya, tempat kerja dan teman sekerjanya sehingga mempermudah pekerja tersebut untuk berhubungan dengan lingkunganya dan dapat mengidentifikasi profesinya di organisasi tersebut.


INSERVICE EDUCATION
Adalah meliputi insruksi kerja yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan kerjanya. Dalam kegiatan tenaga perawat baru bekerja sama dengan perawat yang sudah berpengalaman.

CONTINUING EDUCATION
Adalah perencanaan efektifitas pembelajaran dalam peningkatan produktifitas keperawatan, yang dibuat dalam rangka meningkatkan pengetahuan , keterampilan dan perilaku  untuk meningkatkan praktek pelayanan keperawatan, yang meliputi :
1.      memperkenalkan konsep baru.
2.      perbaikan prosedur keperawatan
3.      perubahan untuk meningkatkan produtifitas
4.      training untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi dengan tujuan untuk                   
meningkatkan penampilan kerja.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROGRAM PENGEMBANGAN STAF

1.      INTEREST
2.      EDUCATIONAL NEEDS
3.      INFRORMAL LEARNING     ~      PERUBAHAN PERILAKU


PRINSIP PROGRAM PENGEMBANGAN  STAF  :

1.      Tanggung tawab profesional  development terletak pada pekerja itu sendiri
~     Diikutsertakan dalam perencanaan, implementasi dan evaluasi.
2.      Program pendidikan adalah kombinasi dari konsep dan pengalaman.
3.      Pendidikan adalah proses internal, personal dan emosional
4.      Pendidikan akan membuat perubahan perilaku
5.      Adult learning memerlukan otonomi untuk mencari, mengatur dan menggunakan pengalaman belajarnya
6.      Adult learning lebih suka bila pembelajaran bersifat aplikasi langsung
~     Problem Base Learning
7.      Memberikan reward untuk perilaku positif
8.      Individu cenderung untuk mengorganisasikan situasi belajar kedalam fenomena yangterintegrasi
9.      Tujuan     dicapai secara maksimal apabila program pembelajaran dihadapkan pada situasi  nyata, dimana peserta dapat mengaplikasikan ilmunya.
10.  Tujuan dapat dicapai secara maksimal, apabila organisasi memberikan supportpada perubahan perilaku peserta.
11.  Belajar adalah fenomena yang aktif
12.  Akan adanya hambatan dalam proses pembelajaran
13.  Peserta didik dapat heterogen, berbeda pengalaman, tingkat motivasi dan tingkat kognitif.


KUNCI UTAMA ADULT  LEARNING
1.      MOTIVATION
2.      ATTENTION AND INTEREST
3.      TRANSFER, RETENTION AND RECALL
4.      PERFORMANCE AND FEEDBACK

     
DESIGN PENGEMBANGAN STAF

ASSESMENT


EVALUATION                                   PLANING


IMPLEMENTATION

ASSESMENT                                                                                 
1.      Menentukan populasi untuk siapa program dilakukan
2.      Mempelajari karakteristik calon peserta
3.      Mempelajari kecendrungan hasil riset dan literature
4.      Menanyakan pada calon peserta dengan mewawancarai secara langsung tentang apa yang mereka perlukan
5.      Input dari para pakar

PERENCANAAN
1.      Menentukan tujuan
2.      Menjelaskan obyektif untuk mencapai tujuan tersebut
3.      Membuat strategi pembelajaran yang berhubungan dengan obyektif diatas.
4.      Merencanakan criteria evaluasi

IMPLEMENTASI
1.      Mempelajari rencana yang telah dibuat
2.      Menyiapkan struktur untuk pelaksanaan rencana
3.      Memberikan pengajaran sesuai dengan yang direncanakan
4.      Memberikan feedback dan penilaian isi dalam pembelajaran

EVALUASI
1.      Menyusun informasi tentang penampilan kerja
2.      Mengukur hasil dibandingkan dengan obyektif dan kompetensi yang diharapkan
3.      Memberi feedback untukpengkajian kebutuhan selanjutnya

PROPOSAL PELATIHAN
1.      Maksud dan tujuan umum pelatihan
2.      Kepantingan / perlunya pelatihan
3.      Hasil yang diharapkan dari pelatihan
4.      Pesrta pelatihan
5.      Pengajar dan pembimbing
6.      Sarana, termasuk fasilitas dan biaya


RANCANGAN PEMBELAJARAN
1.      Tujuan belajar
2.      Materi pengajaran
3.      Kegiatan pembelajaran
4.      Metode mengajar
5.      Sumberdan alat Bantu pengajaran
6.      E  v  a  l  u  a  s  i


SYARAT PROGRAM PELATIHAN
1.      Memberi kesempatan pada semua tenaga keperawatan mendapat pengetahuan mutahir dan praktek yang relevan
2.      Memberi dan menggalakan penggunaan literature profesional dan sumber materi baru
3.      Memfasilitasi peningkatan dalam asuhan keperawatan pada klien
4.      Mendukung dan ikut aktif dalam riset keperawatan serta memasukan hasil riset kedalam praktek
5.      Memberi informasi kepada tenaga keperawatan tentang pendidikan yang disponsori oleh institusi lain, memfasilitasi tenaga keperawatan untuk berpartisipasi dalam kesempatan mengikuti pendidikan dan kesempatan untuk bertukar informasi.
                                                                                                   (BURGESS, 1988).